Konservasi Arsitektur (Setu Babakan)

Bab V Kesimpulan, Saran dan Daftar Pustaka Kesimpulan Di kawasan Setu Babakan   Kampung Betawi, kita dapat menyaksikan pagelaran seni tradisional masyarakat Betawi, mulai dari atraksi kesenian Pertunjukan Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Lenong, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, Tari Narojeng dengan dilengkapi dengan ondel-ondel yang merupakan icon budaya tradisional masyarakat Betawi. Tempat wisata kampung Betawi di kawasan Setu Babakan ini, merupakan sebuah perkampungan yang menjadi potret dan miniatur sketsa dari kegiatan masyarakat lokal asli Jakarta. Di mana tempat ini dapat menjadi sebuah wahana edukasi bagi siapapun untuk mengenal lebih dalam tentang kehidupan masyarakat Betawi, dari kesenia, tradisi, budaya, dan kuliner tradisional Betawi. Kampung Betawi yang menghadap kesebuah setu atau yang kita kenal dengan sebutan danau, menambah suasana asri di tempat wisata budaya ini. Danau buatan yang luas, menjadi resapan air serta wahana permainan air bagi para pengu

Kritik Impresionis Arsitektur


(Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
Kritik ini menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.

Kritik Impresionistik dapat berbentuk :

·         Verbal Discourse : Narasi verbal puisi atau prosa
·         Caligramme : Paduan kata membentuk silhouette
·         Painting : Lukisan
·         Photo image : Imagi foto
·         Modification of Building : Modifikasi bangunan
·         Cartoon : Focus pada bagian bangunan sebagai lelucon

Hakikat Kritik Impersionistik :

·         Seniman mereproduksi karyanya sendiri atau orang lain dengan konsekuensi adanya kejemuan, sedang kritik selalu berubah dan berkembang
·         Kritik impressionis adakalanya dipandang sebagai parasit
·         Kritik impressionis menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya
·         Karya yang asli berjasa bagi kritik sebagai area eksplorasi karya-karya baru dan berbeda Kecantikan, memberi kepada penciptaan unsur yang universal dan estetik, menjadikan kritikus sebagai kreator, dan menghembuskan ribuan benda yang berbeda yang belum pernah hadir dalam benaknya, yang kemudian terukir pada patung-patung, terlukis pada panel-panel danterbenam dalam permata-permata.

Keuntungan :

·         Menggugah imaji tentang fakta menjadi lebih bermakna
·         Dengan cepat membuat pengamat menduga-duga sesuatu yang lain lebih dari sekadar sebuah bangunan fisik
·         Menggiring pengamat untuk lebih seksama melihat sebuah karya seni
·         Mampu membangkitkan analisis objek yang sebelumnya tampak sulit atau sebaliknya membuat kompleks yang sebelumnya tampak sederhana
·         Membuat lingkungan lebih terlihat dan mudah diingat

Kerugian :

·         Kritik seolah tidak berkait dengan arsitektur
·         Interpretasi menjadi lebih luas dan masuk dalam wilayah bidang ilmu lain
·         Pesan perbaikan dalam arsitektur tidak tampak secara langsung
·         Menghasikan satu interpretasi yang bias tentang hakikat arsitektur.



Contoh-contoh kritik Impersionis dalam dunia arsitektur


Caligrame


           

Pada caligrame, bentuk kritikan, yaitu para kritikus mengkritisi bangunan dengan cara menulis pendapat atau pandangannya dan dibentuk siluet bangunan.



Cartoon


Cartoon membuat para penulis ingin mengkritisis bangunan melalui sebuah gambar karikatur yang isinya komentar bangunan dengan gambar lelucon.


Verbal Discourse

Bentuk ini berupa penyampaian secara lisan dimana kritikus mengkritik bangunan dengan kalimat puitis



Waktu yang kulewati di sana
tak kuhitung lamanya
Disanalah ku mengambil ilmu, megambil masa depan
Berjuang Bersama kawan
Melawan arus kehidupan yang menggulung si pecundang
Mengarungi lautan ilmu dan meraih kesuksesan
Ditempat ini ku berjuang
Ku berlayar menuju kemenangan
Kampusku yang selalu ku kenang

Puisi ini beranalogikan Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM atau Menara Pinisi yang memang beride bentuk layar perahu pinisi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konservasi Arsitektur (Setu Babakan)

Manusia dan Harapan

Kritik Deskriptif