Sifat-sifatbudaya pada dasarnya memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun.
Sifat hakiki dari kebudayaan diantaranya adalah :
1.
Budaya terwujud dan disalurkan dari perilaku manusia
2.
Budaya ada sebelum lahirnya generasi dan tidak akan mati sampai habisnya generasi yang bersangkutan
3.
Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4.
Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima atau ditolak, dilarang dan yang diizinkan
Selain yang
tersebut diatas, ada beberapa sifat-sifat kebudayaan yang terjadi karena :
1.
Manusia tidak memiliki struktur anatomi khusus pada tubuhnya
2.
Lingkungan geografis
3.
Induk bangsa
4.
Kontak budaya
5.
Lingkungan sosialnya
Tiga komponen pembentuk pribadi, yaitu hereditas diperoleh dari sifat orang tua, primary nature
yaitu kodrat pertama sejak dalam kandungan, secondary
nature yaitu terbentuknya pribadi oleh lingkungan
·
Kebudayaan mempunyai
tujuh sistem, yaitu:
1.
Sistem religi dan upacara keagamaan
2.
Sistem organisasi kemasyarakatan
3.
Sistem pengetahuan
4.
Sistem mata pencarahian
5.
Bahasa
6.
Kesenian
7.
Sistem teknologi dan peralatan
e.
Kebudayaan mempunyai nilai (Cultural Value)
Kebudayaan ini bersifat relatif karena penafsiranan antara budaya yang
berbeda-beda, misalnya budaya timur berdasarkan kerohanian, perasaan, instuisi, pasif
(diam) sedangkan budaya barat berdasarkan akal, materi, bebas, kreatif, aktif.
·
Kebudayaan mempunyai sifat statis dan dinamis
·
Kebudayaan dapat dibagi dalam bermacam-macam aspek, yaitu :
1.
Kebudayaan rohani (spiritual)
2.
Kebudayaan kebendaan (material cultural)
3.
Kebudayaan darat (terra)
4.
Kebudayaan maritim (aqua culture)
5.
Kebudayaan daerah (kebudayaan suatu suku)
2.
MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA KEBUDAYAAN
Kemampuan manusia dalam mengatasi kompleksitas kebutuhan hidupnya karena manusia mempunyai :
1.
Akal, intelgensiadaninstuisi
2.
Perasaandanemosi
3.
Kemauan
4.
Fantasi
5.
Perilaku
6.
Eksternalisasi
7.
Objektivasi
8.
Internalisasi
3.
Wujud Kebudayaan
Menurut J. J Honigmann (dalam
Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu :
(1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh
Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari
ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Tiga wujud kebudayaan menurut dimensi wujudnya :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan
berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan
lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan
hiidup.
2. Kompleks aktivitas Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi, dan sering disebut sistem
sosial.
3. Wujud sebagai benda Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas
dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya.Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai
keperluan hidupnya.kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga
disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang
bergerak.
4.
Orientasi Nilai Budaya
Menggunakan 5 masalah pokok kehidupan
manusia dalam sisitem nilai budaya :
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn
dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam
semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok
kehidupan manusia yaitu :
1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
2. Hakekat Karya Manusia (MK)
3. Hakekat Waktu Manusia (WM)
4. Hakekat Alam manusia (MA)
5. Hakekat Hubungan Manusia (MN)
5.
Perubahan Kebudayaan
Faktor – faktor
yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak
dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam
suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin
erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu
mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang
berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan
proses penerimaan kebudayaan baru, misal sistem otoriter akan sukar menerima
unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada
unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan
yang baru.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang
terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikkan kegunaanya oleh warga masyarakat
yang bersangkutan
Penyebab
terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan, yaitu :
• Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan
kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
• Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat
mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur
hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih
cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena
adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan
inovasi. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa
silam.
Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat
lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan
perdagangan, pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur
masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu
kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
6.
Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan
dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia
inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam
ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau
selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu
ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri
(sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk
yan g berbudaya dan lain sebagainya.
7.
Contoh
hubungan manusia dan kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara
manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan
kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana
itu hubungan keduanya ? Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu
tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak
baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat
kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah
peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan
yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia
tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan
perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan
tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia
melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing
atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh
karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada
kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal
muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams
menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan
dengan lebih cermat.
sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.Batasan
sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan
(mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan
sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah
dan jauhdari dunia ide.ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra sebagai
kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum
formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasayang bermaterikan
kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan
Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :
1. Segala sesuatu yang tertulis
2. Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku
terkenal, baik dari segi isi maupun bentuk kesusastraannya
3. Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur
estetisnya dominan dan bermediumkan bahasa.
8.
Pengertian
Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni
disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya
su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan
indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang
menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak
disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi
para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut
seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman
seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi
keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak
hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa
lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat
istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship,
yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti
kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista
adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista
dapat dipersamakan dengan cilpa.
Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia),
l’art (Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan itu
isinyapun berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya yang sekarang.
Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni
dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari akar kata
yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal
istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat
dikembalikan kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die
Kunst-lah yang diangkat untuk istilah kegiatan itu).
Dari dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar
dan mati. Dalam kenyataan karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan
wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan pencerahan pada
masyarakat modern. ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Di
satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah
penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab
terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat
serta mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan. Sastra mendorong orang untuk menerapkan moral yang baik dan
luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya
sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga
mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan
memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang
universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan
rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra
manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan
mempesona.
Hubungan Antara Sastra, Seni Dengan Ilmu Budaya Dasar
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu
budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada
yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan
adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan
masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1. kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa
dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan
kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus
menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya .
3. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah
diciptakannya .
·
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa berasal dari bahasa latin "prosa" yang
artinya "terus terang", yang merupakan karya sastra yang disusun
dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama. Jenis
tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Jenis-jenis prosa ;
1. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang
tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si
Kancil dan Buaya
2. Cerpen
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa.
3. Novel
Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh
atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.
4. Biografi
Biografi adalah riwayat yang ditulis oleh orang lain.
5. Esai
Esai merupakan karangan yang berisi ujaran populer dan
dengan pola penyajian yang bersifat santai. Ulasan-ulasannya bersifat pribadi,
akrab, dan asyik dibaca layaknya obrolan biasa.
6. Kritik
Kritik merupakan tanggapan atau pertimbangan atas baik buruknya
suatu karya (puisi, cerepn, drama, dsb). Kritik biasanya disertai dengan
analisis dan kesimpulan-kesimpulan.
7. Artikel
Artikel adalah karya tulis lengkap yang dimuat di Koran,
majalah, atau internet.
·
Contoh Karya Sastra:
1. Mahabarata dan Ramayana
2. Siti Nurbaya
3. Salah Asuhan
4. Sengsara Membawa Nikmat
·
Contoh Prosa:
- Contoh novel :Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh
Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan
Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
- Contoh cerpen :Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola
Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh
Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
- Contoh biografi :Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I
Habibie, Ki Hajar Dewantara.
·
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi termasuk seni sastra,
sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang unsur dari
kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan
manusia, alam, tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, nyang secara
padu dan utuh di padatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi
disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan
menggunakan:
- Figura
bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
- Kata-kata
yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
- Kata-kata
yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi
perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
- Kata-kata
yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai
rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu. Pengulangan, yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian yang mendasari
penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah :
- Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia.
- Puisi
dan keinsyafan/kesadaran individual.
- Puisi
dan keinsyafan sosial.
Komentar
Posting Komentar