Konservasi Arsitektur (Setu Babakan)

Bab V Kesimpulan, Saran dan Daftar Pustaka Kesimpulan Di kawasan Setu Babakan   Kampung Betawi, kita dapat menyaksikan pagelaran seni tradisional masyarakat Betawi, mulai dari atraksi kesenian Pertunjukan Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Lenong, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, Tari Narojeng dengan dilengkapi dengan ondel-ondel yang merupakan icon budaya tradisional masyarakat Betawi. Tempat wisata kampung Betawi di kawasan Setu Babakan ini, merupakan sebuah perkampungan yang menjadi potret dan miniatur sketsa dari kegiatan masyarakat lokal asli Jakarta. Di mana tempat ini dapat menjadi sebuah wahana edukasi bagi siapapun untuk mengenal lebih dalam tentang kehidupan masyarakat Betawi, dari kesenia, tradisi, budaya, dan kuliner tradisional Betawi. Kampung Betawi yang menghadap kesebuah setu atau yang kita kenal dengan sebutan danau, menambah suasana asri di tempat wisata budaya ini. Danau buatan yang luas, menjadi resapan air serta wahana permainan air bagi para pengu

Konservasi Arsitektur (Setu Babakan)

Bab I
Pendahuluan

Latar Belakang dan Sejarah
Arsitektur merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang menyangkut tentang pemanfaatan ruang. Sedangkan konservasi arsitektur adalah penyelamatan suatu obyek/bangunan sebagai bentuk apreasiasi pada perjalanan sejarah suatu bangsa, pendidikan dan pembangunan wawasan intelektual bangsa antar generasi. Termasuk upaya konservasi bangunan kuno dan bersejarah. Peningkatan nilai-nilai estetis dan historis dari sebuah bangunan bersejarah sangat penting untuk menarik kembali minat masyarakat untuk mengunjungi kawasan atau bangunan tersebut. Sebagai bukti sejarah dan peradaban dari masa ke masa. Upaya konsevasi bangunan bersejarah dikatakan sangat penting. Selain untuk menjaga nilai sejarah dari bangunan, dapat pula menjaga bangunan tersebut untuk bisa dipersembahkan kepada generasi mendatang.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 92 tahun 2000, Setu Babakan ditetapkan sebagai Kawasan Perkampungan Betawi dan menjadikannya sebagai Cagar Budaya. Cagar budaya ini berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan yang perlu dilestarikan dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya. Pentingnya pelestarian ini didasari oleh cagar budaya tersebut dapat menghadirkan keunikan budaya dari suatu kawasan, kota, atau bahkan suatu negara, sehingga pelestarian cagar budaya perlu dilakukan dan dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta lestarinya suatu kebudayaan.
Sejarah Setu Babakan dulunya adalah danau yang terletak di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, dekat dengan Depok. Setu Babakan sebagai kawasan wisata yang memiliki potensi sebagai wisata kuliner, wisata agro, wisata air dan memiliki potensi alam yang masih asri ditengah perkotaan, danau ini juga berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, yaitu suatu tempat yang digunakan sebagai pelestarian warisan budaya Betawi. Tempat wisata kampung Betawi di kawasan Setu Babakan ini, merupakan sebuah perkampungan yang menjadi potret dan miniatur sketsa dari kegiatan masyarakat lokal asli Jakarta. Di mana tempat ini dapat menjadi sebuah wahana edukasi bagi siapapun untuk mengenal lebih dalam tentang kehidupan masyarakat Betawi, dari kesenia, tradisi, budaya, dan kuliner tradisional Betawi. Di sekitar Kawasan Setu babakan juga terdapat taman yang di tanam berbagai macam tanaman seperti Palem, Mangga, Melinjo, Jambu, Rambutan, Nangka Cimpedak, Kecapi, Pandan, Krendeng, Jamblang, Guni, Jengkol, dan Nam – nam.
Pentingnya pelestarian atau konservasi dari Kawasan Setu Babakan sebagai pusat dari kebudayaan Betawi adalah untuk menjaga budaya tersebut agar tidak pudar tergerus oleh zaman. Arsitektur dan budaya Betawi dapat terus dilestarikan dan dikenalkan pada generasi muda nanti.

Sistematika
Penulisan Konservasi Arsitektur akan dibagi menjadi lima BAB pembahasan yang terdiri dari :

BAB I     : Latar Belakang dan Sejarah secara umum mengenai objek konservasi
BAB II    :Kajian Pustaka menghimpun informasi mengenai objek konservasi
BAB III   :Gambaran Kawasan mengenai objek konservasi
BAB IV   :Usulan Pelestarian menjelaskan ide dan gagasan serta saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan objek konservasi
BAB V    :Kesimpulan dari bahasan studi konservasi arsitektur dan juga rangkuman dari BAB-BAB sebelumnya


Rumusan Masalah
Sebagai pusat kebudayaan Betawi, Setu Babakan belum secara optimal menaungi segala kegiatan dari adat Betawi. Penataan bangunan dan pembagian zona kuliner dan yang lainnya belum mencerminkan kebudayaan sebuah kampung Betawi keseluruhan. Pemanfaatan view Situ Babakan dapat menjadi daya Tarik masyarakat untuk dating dan mengenali dan mempelajari kebudayaan Betawi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konservasi Arsitektur (Setu Babakan)

Manusia dan Harapan

Kritik Deskriptif